BAKTERI Pengurai LIMBAH

Bakteri Pengurai

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari  organisme mati. Pengurai juga disebut konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivitor, yaitu hewan yang memakan sisa-sisa bsahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu :

  1. Aerobik : oksigen penerima elektron / oksidan
  2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron / oksidan
  3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron.

Bakteri pengurai merupakan kelompok bakteri yang mampu mendekomposisi organisme  lain yang telah mati menjadi unsur-unsur penyusunya yang akan kembali ke lingkungan. Bankteri pengurai ini termasuk kedalam organisme saprofit karena kemampuanya untuk menguraikan senyawa organik yang ada di alam. Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewah yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme.

Kelompok mikroorganisme ini mengurai protein, karbohidrat dan senyawa ogranik lain menjadi karbon dioksida (CO2), gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Sebagai contoh, beberapa jenis bakteri pengurai mampuh membentuk senyawa NH3 dari proses dekomposisi biomolekul protein melalui proses amonifikasi yang kemudian akan masuk ke dalam siklus nitrogen dan selanjutnya digunakan oleh organisme lain. oleh karena itu, keberadaan bakteri ini cukup besar dalam siklus unsur organik dalam suatu biosfer. Proteus dan clostrium merupakan contoh bakteri pengurai yang umum ditemukan. Tidak hanya berperan sebagai pengurai senyawa organik, beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis, clostridium tetani pada umumnya ditemukan ditanah sebagai pengurai senyawa organik, namun dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menjadi agen penyakit tetanus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *